Waktu Kerja

06.00

Hmmm .. hari baru diminggu yang kesekian… Aaah… bersiap-siap merapikan diri. Mandi dan keramas bisa membuat badanku segar menghadapi kesibukan berat hari ini.

Err… rasanya kumis dan cambangku terlalu cepat bertumbuh. Baru kemarin kucukur, hari ini sudah terlihat membiru. Yap.. cukur kumis dan cambang, biar terlihat semakin muda dan klimis.

Istriku memang hebat, dia selalu menyiapkan setelan paling cocok untuk setiap harinya. Sesuai dengan irama mood dan kesibukan hari demi hari. Seperti pagi ini, dia menyiapkan kemeja wana maroon, dengan dasi salur warna maroon dan biru dongker. Terlihat semakin gagah dan berwibawanya diriku.


07.00

Sarapan juga adalah hal yang tak pernah kulewati. Istriku selalu mempersiapkan pagi dengan secermat mungkin. Masakannya yang lezat dan bergizi, membuatku penuh energi dan semangat. Tentunya hari yang penuh kesibukan harus diimbangi dengan vitalitasku.

Huff… memang, hari ini banyak sekali agenda yang sudah tersusun, seperti kata sekertarisku, Ina, aku akan banyak sekali menghadapi client penting. Juga appointment dengan beberapa customer penting perusahaan. Yah, Ina memang sekertaris yang pintar. Dia atur jadwalku sedemikian rupa, sehingga tidak terkesan bertumpuk-tumpuk. Padat namun mengalir.

08.00

Kukenakan jasku, keluar dari mobilku sembari menenteng tasku. Ohhh… hari ini begitu menyenangkan. Tanpa beban rasanya aku melangkah diiringi sapa hormat karyawanku. Aku memang selalu awal tiba dikantor. Ini agar menjadi teladan bagi karyawanku untuk tidak datang terlambat.

Aku merasa yakin dengan hari ini. Diantara jadwal padatku, hari ini aku menyempatkan diri untuk makan siang bersama istriku. Ina sudah mengatur segalanya. Benar-benar aku menikmati segla kesibukanku.

Aku bersiap memasuki ruanganku. Tasku kuletakkan disamping meja besarku. Aku mematut-matut diriku… Dasiku sepertinya agak miring. Kubuka dulu jasku, jepit dasi kulepas, dan kubetulkan letak dasiku. Kurapikan dan …

“Dog ..dog ..dog!!! … suara pintu diketuk dengan kejam.

Aku terkejut. Siapa yang berani mengetuk pintu ruanganku demikian kerasnya.

Pintu terkuak…. Sebentuk kepala mungil muncul dari balik pintu, sembari senyum lebarnya memperlihatkan giginya yang ompong.

“Kakeeeeek… katanya mau antar Dimas main sepeda di taman.. Ayo dooong Kek!”

Ups… aku tergeragap. Dasi maroonku masih ditangan, dengan bersarung dan kaus singlet saja, aku mematut-matut didepan cermin. Tersipu dengan panggilan cucu kesayanganku, Dimas.

Ya ..ya… aku berjanji mengantanya bermain sepeda hari ini.



**Kompasiana, 31 Desember 2010

0 komentar: