Inilah Aku, Tanpamu



Hatiku sedikit gamang. Entah apa yang kupikirkan. Yang jelas, aku tidak bisa kalau tanpamu. Baru sedikit celah perjalanan yang kutempuh. Belum saatnya aku jalani ini semua sendiri.

Aku masih sangat membutuhkanmu. Walau kadang pekik suaramu terdengar sangat menyayat, merobek hatiku. Namun aku merindukan hadirmu.

Coba lihat diriku, berjalan tak beraturan, tanpa dirimu yang selalu membimbing arahku. Hingga sering berbentur dan akhirnya terluka.

Jangan hilang dari pandangku atau pergi dari sisiku. Bagaimana harus aku luruskan   jalan ini kalau tanpamu yang membimbing.

Memang, ternyata beginilah nasibku. Inilah aku, tanpamu.

Bantu aku ya, pak parkir, agar aku bisa parkir dengan rapi dan aman. 

-oOo-

- Hari ke-sembilan  #15HariNgeblogFF, start January 12, 2012.
- 100 kata 

Jadilah milikku, mau?"




Kau tahu betapa hati ini hanya tertuju padamu. Sekian lama sudah rajutan asmara kita untai bersama, hingga akhirnya tinggal mengikatkan satu simpul. Menjadikannya kuat, hingga tak terurai. Menjadi satu bagian utuh yang tak terpisahkan lagi. Kaupun semestinya begitu, yang kutahu hatimu tak pernah terbuka pada siapapun. Cukup kepadaku, seperti yang selalu kau dengungkan pada bisik di telingaku. 

“Jadilah milikku, mau?”

Aku menangis. Bukannya menolak, namun aku tak sanggup menjawabnya. Padahal sekian lama aku mempersiapkan segala jawab apabila tanya ini hadir. Dengan segala kebesaran hati, aku sudah sangat siap dengan tanya ini. Dan dengan segala cinta, sudah kusiapkan jawab  atas tanyamu. Hingga akhirnya saat itu tiba, aku justru hanya diam terpaku.

“Jadilah milikku, mau?”

Aku menggelengkan kepala. Bukan. Aku bukan menolak pintamu, hanya saja kepalaku harus kugelengkan sekencang-kencangnya. Agar bayangmu hilang dari kepalaku. Juga segala bisikmu di telingaku semalam.  Biar kenanganmu saja yang jadi milikku.

Hanya mampu berdoa, semoga kau beristirahat dengan tenang, sambil terus kukutuk bis sialan yang merenggutmu dariku.  

- Hari ke-lima  #15HariNgeblogFF, start January 12, 2012.
- 160 kata 

Kamu Manis, Kataku!


Aduh, dia besar sekali. Tubuh kekarnya terlihat sangat gagah dimataku. Rasanya aku akan selalu aman bila dalam pelukannya. Coba lihat, lengannya yang kuat itu, sepertinya sanggup menopang tubuhku hanya dengan satu lengan. Dadanya yang bidang, duh sepertinya menjadi tempat ternyaman buatku berlindung.

Kulihat dia berjalan mendekatiku, sambil matanya tak lepas menatapku. Aku sedikit terkesiap beberapa saat. Mencoba memahami setiap perasaan yang bergejolak dalam diriku. Dia mendekatiku, jeritku dalam hati. Ya, selalu saja, aku hanya mampu berucap dalam hati.

Hmmmm... tatapan matanya juga teduh. Rasanya aku tenang bila sorot matanya bertemu dengan pandanganku.  Entah sudah berapa kali kutatap tajam matanya, ada teduh ditiap lirikannya. Aku hanya bisa menahan nafas, tak mampu berkata-kata. 

“Ah, kamu manis, kataku!” dia mendekatiku. 

“Tidak ada yang mampu menyaingi senyum mungilmu ini, gemas aku, ingin kuciumi terus.” Bibirnya mendekati wajahku. Perasaan berdebar karena senang dan gembira membuat tubuhku ikut bergetar, walau sekali lagi, tak sepatah katapun dapat terucap. 

Tiba-tiba .. cup! Kecupannya mendarat di pipiku. Terasa hangat membekas. Aku hanya bisa menatapnya, binar mataku mengatakan bahwa aku menyukainya.

“Ah ya, sepertinya kami sepakat untuk mengadopsi bayi cantik ini Bu. Bukan begitu sayang?” Katanya sembari menatap wanita di sampingnya sambil terus mendekapku yang masih selalu menggeliat dalam bedong.

Aku, lagi-lagi hanya tersenyum tanpa mampu berkata-kata.

-oOo-

- Hari ke-tiga  #15HariNgeblogFF, start January 12, 2012.
- 207 kata